Desain Kurikulum di masa pandemi
Desain Kurikulum di masa pandemi
PANDEMI covid-19 yang
telah masuk di Indonesia pada 1 Maret 2020 dengan angka positif yang semakin
melonjak membawa pengaruh bagi berbagai aspek dalam kehidupan kita, termasuk
aspek pendidikan. Sebagai upaya penekanan untuk mengurangi kasus covid-19 yang
terjadi di Indonesia pada tanggal 31 Maret 2020 pemerintah memutuskan untuk
menerapkan ‘Pembatasan Sosial Berskala’ Besar (PSBB) di masyarakat. Selain
pembatasan sosial berskala besar (PSBB), untuk mengurangi penyebaran covid-19
pemerintah juga mengeluarkan surat edaran melalui ‘Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan’ surat nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (covid-19). Melalui surat
edaran tersebut pihak kemendikbud memberikan intruksi kepada Gubernur, Bupati
dan Walikota di seluruh Indonesia untuk disampaikan kepada kepala sekolah,
guru, siswa, dan seluruh warga sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran
jarak jauh dan menyarankan siswa belajar dari rumah maing-masing.
Sebagai usaha
pencegahan penyebaran Covid-19, World Health Organization (WHO)
merekomendasikan untuk menghentikan sementara kegiatan kegiatan yang berpotensi
menimbulkan kerumunan massa. Untuk itu pembelajaran konvensional yang
mengumpulkan banyak siswa dalam satu ruangan perlu ditinjau ulang
pelaksanaannya. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan skenario yang mampu
meminimalisir kontak fisik antara siswa dengan siswa lainnya, maupun antara
siswa dengan guru (Firman & rahayu, 2020).
Sebagai upaya untuk
mengejar ketinggalan dan berdasarkan surat edaran kemendikbud menyarankan
kepada seluruh instansi pendidikan untuk melakukan pembelajaran secara daring,
baik secara interaktif maupun non interaktif, tenaga pengajar atau guru juga
harus memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang kecakapan hidup, mulai
dari pengertian covid-19, cara penyebarannya, hingga cara mengatasi virus
covid-19 ini, Plt.Direktur jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah
kementerian pendidikan dan kebudayaan RI, Hamid Muhammad menjelaskan
pembelajaran dirumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing
anak, jangan disamaratakan untuk semua anak, harus memperhatikan semua kondisi
lingkungan anak-anak, termasuk akses terhadap internet.
Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) juga memberikan masukan untuk kurikulum darurat yang dapat
diterapkan selama masa pandemi virus corona. FSGI menyarankan adanya
penyesuaian untuk beberapa standar pendidikan. Satriawan Salim (wakil sekjen
FSGI) menyebutkan penyesuaian standar pendidikan itu yakni standar isi, standar
proses, standar penilaian dan standar kompetensi lulusan. Beliau juga
menegaskan bahwa kurikulum ini bukan berarti mengganti yang suda ada tetapi
berbentuk pedoman penyelenggaraan pembelajaran disekolah agar adaptif terhadap
kondisi krisis mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mengkaji kurikulum khusus yang akan
diterapkan di masa darurat pandemi virus corona (covid-19). Langkah ini
merespons usulan sejumlah pihak, juga melihat masih adanya kebingungan Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lapangan. Sebelumnya
Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama
merekomendasikan adanya kurikulum darurat. Sehingga dengan adanya kurikulum
darurat itu proses pembelajaran di rumah bisa berjalan dengan lancar.
KPAI mencatat ada 246
pengaduan terkait proses pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi covid-19 ini,
pengaduan di jenjang sekolah menengah atas mencapai 125 pengaduan, kemudian di
susul sekolah menengah kejuruan 48 pengaduan dan madrasah aliyah 24 pengaduan,
kemudian ada 33 pengaduan untuk tingkat smp dan 3 pengaduan di tingkat madrasah
tsanawiyah dan 11 pengaduan di tingkat sekolah dasar, dan Tk ada 3 pengaduan,
ini yang tercatat oleh KPAI, belum lagi pengaduan pengaduan yang tidak
tercatat, yang hanya menjadi pembicaraan sesama masyarakat saja, ini menunjukan
belum baiknya kurikulum dalam situasi darurat covid-19 ini.
Senada dengan hal
diatas memang ada beberapa permasalahan yang dihadapi saat melakukan pembelajaran
online terutama akses internet (paket data) dan belum terbiasanya pengajar dan
peserta didik menggunakan aplikasi pembelajaran online. Sebagian besar dosen
dan guru mengadakan pembelajaran dan diskusi melalui aplikasi sosialmedia seperti WhatsApp. Beberapa ada yang memanfaatkan LMS Moodle daring yang dikembangkan universitas atau secara mendiri
maupun Google Classroom. Sebagian
pembelajaran online juga dilaksanakan melalui video conference dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Cloud Meetings. Penyampaian materi paling banyak dilakukan
yaitu dengan membagi file melalui pesan WhatsApp
dan sosialmedia lainnya. (Gunawan,
dkk, 2020)
Pembelajaran online yang tepat akan memberikan efek pembelajaran yang lebih optimal. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dari berbagai riset telah dilakukan adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasih proyek itu sendiri terdiri dari tugas tugas yang berbasis penyelidikan yang membantu peserta didik mengembangkan pentingnya teknologi, sosial dan inti dari kurikulum. Berdasarkan dari beberapa riset dan penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran online berbasis proyek ini memberikan peluang yang besar untuk mengakses bahan ajar oleh peserta didik dari berbagai platform ataupun media online lainnya. Pembelajaran berbasis proyek ini juga diyakini dapat mengatasi masalah kuota internet yang terbatas dan masalah yang terjadi pada pendidik dan peserta didik yang belum terbiasa dengan sistem belajar mengajar secara online. (Sahin, 2013), (Chasanah, 2014), (Noor, dkk, 2017) (Sucilestari, Arizona, 2018),
Baca Juga Desain Kurikulum Pendidikan Di Era Digital
Referensi
Arizona,
K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). PEMBELAJARAN ONLINE BERBASIS PROYEK
SALAH SATU SOLUSI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI TENGAH PANDEMI COVID-19. Jurnal
Ilmiah Profesi pendidikan, 5(1), 64-70.
Chasanah,
A. R. U., Khoiri, N., & Nuroso, H. (2016). Efektivitas model project based
learning terhadap keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif
siswa pada pokok bahasan kalor kelas X SMAN 1 Wonosegoro Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 7(1),
19-24.
Firman,
F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2),
81-89.
Gunawan,
G., Suranti, N. M. Y., & Fathoroni, F. (2020). Variations of Models and
Learning Platforms for Prospective Teachers During the COVID-19 Pandemic
Period. Indonesian Journal of Teacher Education, 1(2),
61-70.
Noor, M.
E., Hardyanto, W., & Wibawanto, H. (2017). Penggunaan E-Learning dalam
pembelajaran berbasis proyek di SMA Negeri 1 Jepara. Innovative Journal
of Curriculum and Educational Technology, 6(1), 17-26.
Sahin, A.
(2013). STEM Project-Based Learning. In STEM Project-Based Learning (pp.
59-64). SensePublishers, Rotterdam.
Sucilestari,
R., & Arizona, K. (2018, June). PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI
PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS PROYEK. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi (Vol. 1, No. 1, pp. 436-441).
Posting Komentar untuk "Desain Kurikulum di masa pandemi"