Penting ! Pendidikan Bahasa Daerah Untuk Menjaga Budaya
Apakah Pendidikan Bahasa Daerah Penting Untuk Diajarkan Di Pendidikan Formal Demi Menjaga Budaya Daerah Tersebut ?
Pertanyaan ini kembali timbul ketika saya sedang menempuh pendidikan saya di salah satu Universitas yang ada di Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia). pertanyaan ini timbul saat saya sedang belajar matakuliah pengembangan kurikulum, dan pertanyaan ini juga berangkat dari keresahan saya. Saat sedang proses belajar mengajar mengenai pengembangan kurikulum dan terbukanya sesi diskusi, saya sempat menanyakan kepada dosen saya apakah penting pendidikan bahasa daerah diajarkan di pendidikan formal demi menjaga budaya di daerah tersebut ?
Pertanyaan ini juga berangkat dari keresahan saya, tarik mundur kebelakang pasca Tsunami 2004 saya berpindah sekolah dari Kota kelahiran saya Banda Aceh ke kampung orang tua saya di Sigli, dan melanjutkan sekolah saya disana (kelas 4 Sd), disana ketika saya bersekolah salah satu pelajaran yang harus saya ikuti adalah pelajaran pendidikan bahasa daerah (bahasa aceh).
pelajaran pendidikan bahasa daerah tersebut termasuk unik bagi saya yang pertama kali baru belajar pendidikan bahasa daerah di pendidikan formal, karena sebelumnya ketika saya bersekolah di Banda Aceh saya tidak pernah mengikut pembelajaran bahasa daerah.
kembali ke perkuliahan saya di Bandung, ketika saya berkuliah di Bandung saya juga melihat adanya pendidikan bahasa daerah (bahasa sunda) yang diterapkan di Universitas Pendidikan Indonesia yang saya tempuh, hal demikianlah yang membuat keresahan saya timbul dan menjadi sebuah pertanyaan seberapa penting pendidikan bahasa daerah tersebut diajarkan di pendidikan formal demi menjaga budaya daerah tersebut
Keresahan saya juga didukung dengan terkikisnya penggunaan bahasa daerah (aceh) yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, jika dibandingkan dengan daerah lain yang masih sangat kental akan penggunaan bahasa daerahnya, seperti bahasa sunda, bahasa jawa, dan lain sebagainya. Bahkan penggunaan bahasa daerah digunakan pada tempat tempat yang formal seperti Bank, Supermarket, dan lain-lain.
Bahasa Aceh sendiri adalah salah satu simbol budaya di Aceh, namun seiring perkembangan zaman penggunaan bahasa aceh mulai dilupakan dan terkikis penggunaannya, bahkan fenomenanya ada yang malu ketika berbicara menggunakan bahasa daerah aceh, padahal bahasa daerah adalah sebuah identitas diri.
Fenomena ini sangat disayangkan, tidak menutup kemungkinan penggunaan bahasa aceh di daerah aceh sendiri akan hilang dan dilupakan, oleh karena itu harusnya penting untuk setiap pendidikan formal mengajarkan pendidikan bahasa daerah, guna menjaga kelestarian budaya daerah tersebut.
kurikulum yang ada di Indonesia sendiri tidak menutup pendidikan formal untuk mengajarkan pendidikan bahasa daerah, hal ini juga tercantum pada kurikulum prototipe, dalam kebijakan kurikulum tersebut juga memberikan ruang bagi satuan pendidikan atau pemerintah daerah yang mengisi muatan tambahan sebagai kebutuhan dan karakteristik satuan pendidikan atau daerah untuk dapat mengelola kurikulum muatan lokal.
Dalam pengelolaan kurikulum muatan lokal tersebut dapat dilakukan dengan 3 (tiga) alternatif pengelolaan, yaitu integrasi dengan mata pelajaran lain, integrasi dengan dengan proyek penguatan profil Pelajar Pancasila, atau berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
Terbukanya kebebasan dan pilihan yang dapat di ambil oleh satuan pendidikan yang ada di daerah tersebut (aceh) seharusnya dapat membatu menjaga kelestarian bahasa daerah aceh yang semakin terkikis penggunaannya, namun hal ini masih tidak diperhatikan sebagai masalah yang serius.
Satuan Pendidikan yang ada di Aceh harusnya bisa mempertimbangkan untuk menerapkan pembelajaran bahasa daerah (Aceh), mengingat kemajuan zaman dan teknologi yang semakin pesat dan mengikis budaya. Tidak ada yang mustahil jika kita bisa bercermin pada daerah daerah lain yang sangat bangga dan kental akan penggunaan bahasa daerahnya.
Kembali lagi kepada pertaanyaan awal yang saya lontarkan kepada dosen saya ketika saya belajar pengembangan kurikulum, atas pertanyaan tersebut beliau menjawab yang intinya Pendidikan Formal itu seharusnya menjaga dan membentuk budaya, bukan malah sebaliknya.
semoga artikel ini bisa menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan berguna untuk mempertahankan dan mempertimbangkan adanya pendidikan bahasa daerah di satuan pendidikan dimanapun daerahnya, terutama di daerah Aceh sendiri.
mohon maaf apabila ada kesalahan kesalahan yang terdapat pada artikel, untuk selanjutnya bisa di diskusikan pada kontak yang sudah tersedia.
semoga kita semua dan bersama bisa menjaga bahasa daerah kita masing masing, dimanapun daerah anda berasal.
karena manusia hebat adalah mereka yang bangga akan bahasa daerahnya.
Baca Juga Kurikulum Merdeka
Baca Juga Penting Pendidikan Karakter di Sekolah dan 5 Cara Penerapannya
Posting Komentar untuk "Penting ! Pendidikan Bahasa Daerah Untuk Menjaga Budaya"