Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
SEMOGA MENYATU DALAM TUBUH
Bulan Pertama
Awal Januari pada tahun 2017 memasuki babak baru dalam hidup saya, tepatnya 19 Januari kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mulai disahkan. Saya selaku mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (fkip ekonomi) wajib mengikuti kegiatan tersebut demi salah satu syarat yang harus saya tempuh untuk menyelesaikan perkuliahan yang sedang saya jalani, saat pembagian sekolah untuk landasan praktik pengalaman lapangan (ppl) yang akan dilakukan kebetulan saya mendapatkan landasan di Sekolah Menengah Pertama 7 (SMP 7) Kota Banda Aceh.
Pada hari pertama saya menginjakan kaki di sekolah ini saya sudah merasakan hal yang mungkin tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Melihat banyak anak-anak yang akan menjadi anak didik saya dan guru-guru senior yang akan membimbing saya, tentunya perasan gemetar yang tidak karuanpun datang dan pergi menghampiri. Pada awal pembagian guru pembimbing (pamong) hati saya terasa dag dig dug tak karuan, merasakan takut yang luar biasa dan khawatir akan pamong yang (kejam dalam tanda kutip), tapi setalah mendapatkan pamong (buk nyak maneh sapaan akrab untuk beliau) ternyata beliau tidak seburuk yang saya bayangkan, beliau seorang guru yang sangat baik sabar dan membimbing dengan penuh ketulusan.
Pada bulan pertama ini saya masih melihat bagaimana cara beliau mengajar, masih mengopservasi sekolah, mengakrabkan diri dengan sekolah, siswa dan guru-guru, sehingga pada bulan-bulan selanjut nya tidak ada lagi kecanggungan yang akan saya hadapi. Menjadi harapan besar saya dengan praktik pengalaman lapangan (ppl) ini dengan profesi yang saya jalani dapat menyatu dalam tubuh saya.
MASIH GEMETAR DAN KURANG AKRAB
Bulan Kedua
Tidak terasa dengan ketakutan dan kekhawatiran dan tanpa disadari akhirnya sudah memasuki bulan ke dua saya menginjakan kaki di sekolah SMPN 7 ini. Saya juga sudah beberapa kali tatap muka dengan anak murid dan habislah masa observasi. Pada bulan kedua ini saya sudah mulai mengajar dan di bimbing langsung oleh pamong saya saat sedang saya memberikan pelajaran kepada para siswa-siswi, yang sangat menengangkan adalah, pamong saya langsung menyaksikan bagaimana cara saya mengajar seolah menjadi siswi senior di para siswa-siswi lainnya.
Karena hal yang demikian membuat saya merasakan grogi yang tak karuan, rasa takut bagaikan di puncak ketinggian dengan angin kencang yang terpaksa harus saya lawan dan rasa gemetar bagaikan saat pertanyaan kapan nikah di lontarkan yang harus bisa saya tunda.
Pada bulan kedua, selama saya di sekolah SMPN 7 saya masih belum akrab dengan siswa-siswi, kehadiran saya di sekolah ini juga masih masih di ceukin sama mereka, mereka juga masih acuh tak acuh akan pelajaran yang saya sampaikan dan itu membuat saya merasa jika mereka kurang menghargai saya selaku bapak guru mereka.
Mungkin karena saya hanya seorang guru praktik pengalaman lapangan (PPL), seiring dengan hari yang berganti, jam yang terus berputar, saya lewati demi melawan semua ketakutan yang saya rasakan, hingga di penghujung bulan saya bisa menarik hati mereka, dengan cara mudah memahami peserta didik. Waktu yang cukup lama agar saya bisa di terima di circle mereka.
SANTAI SEPERTI DI PANTAI
Bulan Ketiga
Saya mengajar di 3 kelas sekaligus tetapi hanya kelas 2 yaitu kelas (2,5-2,6-2,7) ketiga kelas ini saya yang mengajar dan pada akhir bulan kedua pun saya sudah dilepaskan oleh pamong saya untuk dipercayai memegang ketiga kelas tersebut.
Mungkin ini beliau berikan karena kepercayaan beliau terhadap saya, karna beliau juga sudah melihat bagaimana saya dalam mengajar, dan pada bulan ketiga ini ketiga kelas yang saya ajarkan ini sudah didalam genggaman saya, saya dengan mudah mengontrol ketiga kelas ini. Ribut, nakal, tidak menghargai guru, malas dan sebagainya yang menjadi penyakit siswa-siswi akhirnya hilang dengan ketekunan saya.
Saya berhasil mencuri hati mereka, saya berhasil mencuri kekuasaan di kelas mereka sehingga mereka bisa saya atur dengan mudah. Pada bulan ketiga ini pun sistem belajar mengajar sangat santai bagaikan seperti lagi di pantai, enjoy, tidak ada lagi ketakutan, tidak ada lagi grogi, tidak ada lagi kepanikan, dan tidak ada lagi kata gemetar untuk menghadapi para peserta didik ini.
Sekarang saya sangat menikmati sistem / proses belajar mengajar ini dan itu sangat menyenangkan, bawaannya sudah santai seperti di pantai.
MEREKA BAGAIKAN KELUARGA
Bulan Keempat
Tidak terasa bulan terakhir saya menginjakan kaki di SMPN 7 sudah tiba, banyak cerita yang sudah ada di skolah ini, banyak kenangan yang tercipta di skolah ini, banyak pengalaman yang saya dapat, dan praktik pengalaman lapangan (ppl) ini menjadi guru bagi saya untuk kedepannya.
Tentunya saya akan merindukan sekolah ini yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk mendaratkan pijakan selama 4 bulan ini. Murid murid yang telah saya ajarkanpun sudah menjadi keluarga kecil bagi saya, mereka juga menjadi penghibur bagi saya ketika saya lelah, stress, malas dan sebagainya.
Guru-guru yang ada di SMPN 7 ini juga sudah menjadi keluarga baru saya, terutama pamong saya yang sangat banyak mengajarkan ilmu kepada saya, baik yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau diluar pendidikan. Beliau yang membimbing saya selama 4 bulan saya berpijak kaki di sekolah ini. Terimakasih pamong (Buk Nyak Maneh) terimakasih murid murid bapak, terimakasih SMPN 7 dan terimakasih juga kepada semua pihak yang terkait.
Semoga kelak kalian menjadi pribadi pribadi yang sukses dunia dan akhirat.
Posting Komentar untuk "Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)"