Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya ! Gulai kambing dan Durian

 

Gulai Kambing dan Durian Mengundang Kematian

Cerita ini diangkat dari kisah nyata seorang teman saya bernama (Adoh), yang hampir koit karena daging kambing dan buah durian.

Adoh, sapaan akrab untuk seorang teman, pada tahun 2000 an kira-kira adoh kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Tepatnya di hari minggu ada sebuah acara memasak gulai kambing yang di laksanakan di sebuah mesjid di dekat kediaman adoh (Banda Aceh), entah dalam rangka memperingati apa gulai kambing tersebut di masak, ingatan yang sedikit sudah memudar karena dimakan usia.


gulai kambing, kambing


Adoh sebagai anak kecil dan juga masyarakat sekitar, tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk menyantap nikmatnya gulai kambing yang di masak di masjid tersebut.

Gulai kambing yang dimasak saat itu sangat enak dan lezat, tidak ada sedikitpun yang tersisa, bahkan sampai kerak kerak dari kuah yang mengeringpun lenyap disantap masyarakat sekitar, begitu nikmat dan lezatnya gulai kambing di acara itu, entahlah, mungkin ada sedikit bumbu lezat yang di campur sehingga rasanya menjadi nikmat tiada tara.

Setelah acara menyantap gulai kambing yang dilaksanakan di masjid selesai, adoh pun kembali pulang ke rumah (setelah asar). Sesampai adoh dirumahnya, ketika hendak merebahkan badan yang lelah, adoh melihat ibunya sedang membelah durian yang tampak begitu lezat.

Durian salah satu buah yang sangat lezat dan nikmat, dengan aromanya yang menyengat dan sangat khas dari buah tersebut.

Buah Durian, Durian


Adoh sebagai anak kecil yang masih doyan makan, dan dengan tidak menolak tawaran dari ibunya, adoh langsung menyantap durian yang keliatan sangat menggoda dengan warna kuning keemasan yang menawan.

malapetaka untuk adoh.

Malam harinya adoh langsung mengalami demam, dengan suhu deman yang semakin meninggi, panas dan sangat sangat panas, tidak seperti demam biasanya, hingga adoh terlelap dalam mimpinya tanpa menyadarkan diri, selama satu minggu.

Berbagai cara terlah dilakukan oleh orang tua adoh, namun memang pada saat itu dengan satu dan berbagai hal adoh hanya dirawat dirumah saja, dan ada satu orang tetangga adoh yang mendapinginya selama adoh tidak sadarkan diri.

Wak itam, sapaan akrab seorang orang tua yang juga tetangga adoh, beliau menjaga, mengobati dan mendampingi adoh selama ia terlelap tanpa sadarkan diri.

Selama adoh terlelap tanpa menyadarkan diri, adoh mengigau, adoh berbicara sendiri, tertawa sendiri, susah sendiri tanpa dia sadari. Begitu terus menerus selama kurang lebih satu minggu.

Singkat cerita, akhirnya adoh menyadarkan diri dengan biasa dan bugar, layaknya seperti orang biasa baru terbangun dari tidur malamnya. Namun adoh terkaget dan terheran-heran karena ketika adoh bangun, dia melihat seisi rumah sudah penuh dengan orang yang berkunjung, membaca yasin, dan tetesan air mata orang tua yang matanya sudah membengkak.

Namun adoh tidak sadar kalau dia sudah tertidur selama seminggu, ketika terbangun adoh berada di samping wak itam, adoh si anak kecil ini juga sangat dekat dengan wak itam, wak itam sudah menganggap adoh sebagai anak sendiri.

Ketika terbangun, adoh ditanyakan oleh wak itam dengan pertanyaan, “kemana saja baru pulang ?”

Adoh menceritakan apa yang dialaminya didalam mimpi, namun dia merasakan sangat nyata kalau hal yang di mimpinya itu beneran terjadi.

Didalam mimpi-adoh menceritakan dia bermain sangat jauh dan sangat riang, senang dan gembira, bermain semua yang diasukai mulai dari bermain kelereng, layangan dan hal lainnya, namun anehnya tidak ada skenario mundur di dalam mimpinya.

Hingga akhirnya ketika sedang asyik bermain adoh menemukan sebuah jurang yang sangat dalam, namun karena tidak ada skenario mundur, adoh tidak bisa mundur mencari jalan lain, dia harus terpaksa melewati jurang tersebut.

Masih diberi umur panjang.

Akhirnya adoh melompat dan nyaris terjatuh kedalam jurang yang dalam tersebut, namun dia masih sempat meraih sedikit bidang tanah untuk dia kembali naik ke atas.

Wak itam-mendengar akhir dari cerita tersebut kaget dan mengucap syukur Alhamdulillah, sekiranya adoh tidak dapat melewati jurang tersebut dan terjatuh, maka tamatlah riwayat adoh (meninggal).

Alhamdulillah, adoh masih diberikan umur panjang dan kesempatan untuk hidup oleh ALLAH SWT.

Entahlah fenomena atau kejadian apa yang dialami oleh adoh, namun pelajaran yang bisa kita ambil berdasarkan kisah nyata ini adalah, jangan memakan gulai kambing bersamaan dengan memakan durian, karena itu bisa menyebabkan kematian.

Sifat dari gulai kambing yang panas, begitu juga sifat dari buah durian yang panas, menyebabkan suhu tubuh menjadi panas dan tidak stabil, sehingga membuat diri kita bisa kehilangan kesadaran.

Cerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata dan hanya sebagai pengalaman yang berharga dan semoga bisa menjadi pelajaran untuk teman teman yang lain.

Baca juga artikel lainya Rasa Sakit, Keadaan Traumatik, Atau Hanya Perasaan Lebay

Baca Juga Bahaya Virus Corona

Mirza Irwanda
Mirza Irwanda Hallo Sobat Literasi (Solit) perkenalkan saya Mirza Irwanda, dan kalian bisa memanggil saya Mirza atau Wanda, Sekian saja ya jika ingin kenal lebih lanjut sudah banyak kontak yang bisa di hubungi kok.

Posting Komentar untuk "Bahaya ! Gulai kambing dan Durian"